Rabu, 23 September 2009
Minggu, 06 September 2009
Syi'ir CINTA
ASMARALOKA
Kunikmati semua pembicaran tentang dirinya
Tercium laksana wangi kesturi yang mempesona
Ketika ia bicara tentang sesuatu, apapun itu
Aku bilang, tak pernah kudengar selain darimu
Meski seandainya aku sedang bersama sang khalifah
Sungguh ia takkan mampu palingkan aku dari kekasihku
Jika aku harus beranjak pergi darinya,
maka aku selalu menoleh ke arahnya,
dan berjalan tanpa arah yang yang pasti
Pandanganku masih padanya ketika tubuh menjauh darinya
bak orang yang berjuang melawan arus yang menenggelamkan
Jika kau tantang aku: mungkinkah kau tembus angkasa?
Ya! Jawabku, dan aku tahu tangga menuju ke sana
MATA
Tak ada persinggahan bagi mataku selain keindahanmu
Engkau seperti ungkapan orang tentang indahnya permata
Aku arahkan bola mataku mengikuti arah pandanganmu
Aku selalu mengikutimu, bagaikan manis mendekati gula
BAHASA TUBUH
Saat beranjak darimu, aku berjalan
seperti prajurit yang kalah perang
yang digiring menuju kehancuran
Kedatanganku padamu, bagaikan
rembulan mencumbui matahari
Dan saat aku harus pergi darimu,
layaknya bintang tinggi di angkasa
tetap diam, enggan melangkah
AIR MATA
Ketika nestapa kesedihan memenjara hati
api membakar hati, air mata mengalir di pipi
Saat lara melanda hati dan menyiksa jiwa
mungkin kau sembunyikan perasaan
tapi air mata mengalir tak tertahankan
derasnya air matamu mengalir menandakan
beratnya kesedihan yang kini kau rasakan
Putus asa membuncah
dan air mata pun tumpah
SURAT CINTA
Hari ini terasa berat, kusobek surat darimu
Tetapi, itu tak berarti robek pula cinta kita
Satu yang kuinginkan, cinta ini tetap abadi
Yang utama adalah cinta, bukan goresan tinta
Betapa banyak tulisan yang melupakan Tuhan
Betapa sering kita lupa dan melalaikan titah-Nya
Karena jari kita terlalu sering goreskan kata cinta
BUKANLAH DOSA
Mereka yang tak mengenal cinta mencelamu
Sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran
Mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
Padahal kau orang yang paling hapal agama
Kukatakan pada mereka, mengapa mencela
Karena ia mencintai dan dicintai kekasih
Jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
Bahkan Muhammad pun tak akan mencela pecinta
Dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta
Tak ada persinggahan bagi mataku selain keindahanmu
Engkau seperti ungkapan orang tentang indahnya permata
Aku arahkan bola mataku mengikuti arah pandanganmu
Aku selalu mengikutimu, bagaikan manis mendekati gula
BAHASA TUBUH
Saat beranjak darimu, aku berjalan
seperti prajurit yang kalah perang
yang digiring menuju kehancuran
Kedatanganku padamu, bagaikan
rembulan mencumbui matahari
Dan saat aku harus pergi darimu,
layaknya bintang tinggi di angkasa
tetap diam, enggan melangkah
AIR MATA
Ketika nestapa kesedihan memenjara hati
api membakar hati, air mata mengalir di pipi
Saat lara melanda hati dan menyiksa jiwa
mungkin kau sembunyikan perasaan
tapi air mata mengalir tak tertahankan
derasnya air matamu mengalir menandakan
beratnya kesedihan yang kini kau rasakan
Putus asa membuncah
dan air mata pun tumpah
SURAT CINTA
Hari ini terasa berat, kusobek surat darimu
Tetapi, itu tak berarti robek pula cinta kita
Satu yang kuinginkan, cinta ini tetap abadi
Yang utama adalah cinta, bukan goresan tinta
Betapa banyak tulisan yang melupakan Tuhan
Betapa sering kita lupa dan melalaikan titah-Nya
Karena jari kita terlalu sering goreskan kata cinta
BUKANLAH DOSA
Mereka yang tak mengenal cinta mencelamu
Sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran
Mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
Padahal kau orang yang paling hapal agama
Kukatakan pada mereka, mengapa mencela
Karena ia mencintai dan dicintai kekasih
Jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
Bahkan Muhammad pun tak akan mencela pecinta
Dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta
Diposting oleh True_Love di 22.02 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)