BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 23 September 2009

senarai jiwa

Religious Myspace Comments
MyNiceSpace.com
Bookmark and Share

Minggu, 06 September 2009

happy birthday




Bookmark and Share

Syi'ir CINTA


ASMARALOKA

Kunikmati semua pembicaran tentang dirinya

Tercium laksana wangi kesturi yang mempesona
Ketika ia bicara tentang sesuatu, apapun itu
Aku bilang, tak pernah kudengar selain darimu

Meski seandainya aku sedang bersama sang khalifah
Sungguh ia takkan mampu palingkan aku dari kekasihku
Jika aku harus beranjak pergi darinya,
maka aku selalu menoleh ke arahnya,
dan berjalan tanpa arah yang yang pasti
Pandanganku masih padanya ketika tubuh menjauh darinya
bak orang yang berjuang melawan arus yang menenggelamkan

Jika kau tantang aku: mungkinkah kau tembus angkasa?
Ya! Jawabku, dan aku tahu tangga menuju ke sana




MATA

Tak ada persinggahan bagi mataku selain keindahanmu
Engkau seperti ungkapan orang tentang indahnya permata
Aku arahkan bola mataku mengikuti arah pandanganmu
Aku selalu mengikutimu, bagaikan manis mendekati gula




BAHASA TUBUH

Saat beranjak darimu, aku berjalan

seperti prajurit yang kalah perang
yang digiring menuju kehancuran

Kedatanganku padamu, bagaikan
rembulan mencumbui matahari

Dan saat aku harus pergi darimu,
layaknya bintang tinggi di angkasa
tetap diam, enggan melangkah




AIR MATA

Ketika nestapa kesedihan memenjara hati
api membakar hati, air mata mengalir di pipi

Saat lara melanda hati dan menyiksa jiwa
mungkin kau sembunyikan perasaan
tapi air mata mengalir tak tertahankan
derasnya air matamu mengalir menandakan
beratnya kesedihan yang kini kau rasakan

Putus asa membuncah
dan air mata pun tumpah




SURAT CINTA

Hari ini terasa berat, kusobek surat darimu
Tetapi, itu tak berarti robek pula cinta kita
Satu yang kuinginkan, cinta ini tetap abadi
Yang utama adalah cinta, bukan goresan tinta
Betapa banyak tulisan yang melupakan Tuhan

Betapa sering kita lupa dan melalaikan titah-Nya
Karena jari kita terlalu sering goreskan kata cinta




BUKANLAH DOSA

Mereka yang tak mengenal cinta mencelamu
Sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran

Mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
Padahal kau orang yang paling hapal agama

Kukatakan pada mereka, mengapa mencela
Karena ia mencintai dan dicintai kekasih

Jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
Bahkan Muhammad pun tak akan mencela pecinta
Dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta

Kamis, 30 Juli 2009

Rintihan Fatimah Az-Zahra


Nafasku tersekat dalam tangisan
Duhai, mengapa nafas tak lepas bersama jeritan
Sesudahmu tiada lagi kebaikan dalam kehidupan
Aku menangis karena aku takut hidupku akan kepanjanganKala rinduku memuncak, kujenguk pusaramu dengan tangisan
Aku menjerit meronta tanpa mendapatkan jawaban
Duhai yang tinggal di bawah tumpukan debu, tangisan memelukku
Kenangan padamu melupakan daku dari segala musibat yang lain
Jika engkau menghilang dari mataku ke dalam tanah,
engkau tidak hilang dari hatiku yang pedih

Berkurang sabarku bertambah dukaku
setelah kehilangan Khatamul Anbiya
Duhai mataku, cucurkan air mata sederas derasnya
jangan kautahan bahkan linangan darah
Ya Rasul Allah, wahai kekasih Tuhan
pelindung anak yatim dan dhuafa
Setelah mengucur air mata langit
bebukitan, hutan, dan burung
dan seluruh bumi menangis

Duhai junjunganku,
untukmu menangis tiang-tiang Ka’bah
bukit-bukit dan lembah Makkah
Telah menangisimu mihrab
tempat belajar Al-Quran di kala pagi dan senja
Telah menangisimu Islam
sehingga Islam kini terasing di tengah manusia
Sekiranya kau lihat mimbar yang pernah kau duduki
akan kau lihat kegelapan setelah cahaya

Bi Abi Anta wa Ummi
Biarlah ayah bundaku jadi tebusanmu, ya Rasul Allah
Terhenti karena ketiadaanmu apa yang tak terhenti karena ketiadaan yang lain
terhenti sudah nubuwwah, wahyu, dan berita dari langit
Kau begitu khusus bagi kami
sehingga jadilah kau penghibur kami dari selainmu
Kau juga begitu terbuka bagi semua
sehingga semua berbagi derita atas kepergianmuSekiranya tidak kau perintahkan kami bersabar
jika tak kau larang kami berduka cita
akan kami alirkan gelombang air mata
Tapi walau begitu, sakit kami tak kunjung sembuh, derita kami takkan berakhir
Sakit dan derita kami terlalu kecil ketimbang kepedihan karenamu
Kepergianmu tak mungkin dikembalikan
kematianmu tak bisa dihindarkan
Bi Abi Anta wa Ummi
Kenanglah kami di sisi Tuhanmu
dan simpan kami dalam hatimu

(Fatimah Az-Zahra as.)
Bookmark and Share

Wasiat Imam Ali as. Kepada Imam Hasan as.


Resapkan kebenaran yang satu ini, wahai anakku !……. Bahwa Tuhan, yang punya perbendaharaan langit dan bumi , telah memberi permisi buatmu untuk mohon semua itu. Dan Dia pun membuat Janji untuk mengabulkan pintamu!. Dia menyuruh untuk mohon anugerahNya, yang akan diberikanNya. Dan Rahmatnya , yang akan dilimpahkanNya…

Tidak ada petugas sekuriti, penghalang doamu sampai padaNya. Tidak perlu pula ada perantara berada diantara kamu dan diriNya, mewakili atas-namamu.

Jika kamu melanggar janji, jika kamu melanggar sumpah, melakukan lagi yang dulu kamu bertobat, Dia tidak akan segera menghukummu, Dia tidak akan tergesa menolakmu atau menganugerahimu. Dan bila kamu bertobat sekali lagi, Dia tidak akan Nyinyir Mengejekmu atau ramai-beberkan rahasia dosamu , walaupun itu paling patut bagimu.

Tetapi Dia akan menerima tobatmu serta memaafkanmu. tanpa pernah mengungkit-ngungkit maafNya , atau menolak melimpahkan rakhmatNya. Tidak, bahkan resmi dinyatakan bahwa tobat adalah kebajikan dan kesalehan.

Yang Maha Pengasih telah membuat deklarasi , setiap salahmu cuma dihitung satu, setiap baik-salehmu dihitung sepuluh. Pintu TobatNya ditinggal lebar jembar terbuka.

Dia dengar setiap sapaan panggilanmu. Dia terima setiap panjatan doamu.. .

Putraku sayang, walaupun rentang usiaku tidaklah sepanjang mereka yang telah mendahuluiku, namun aku berusaha keras untuk mempelajari sejarah kehidupan mereka. Dengan tekun kutelusuri kegiatan-kegiatan mereka, kurenungkan pikiran dan amal perbuatan mereka, kupelajari bekas-bekas peninggalan dan reruntuhan mereka, dan kurenungkan perjalanan mereka sedemikian rupa sehingga aku merasa seakan-akan aku pernah hidup dan bekerja bersama mereka dari abad-abad permulaan sejarah sampai ke masa kita ini. Aku tahu apa yang baik dan yang membawa kerusakan bagi mereka.

Dengan memisahkan yang baik dari yang buruk kuperhatikan dengan seksamahalaman-halaman pengetahuan yang telah kuhimpun. Melalui nasihat ini aku berusaha menunjukkan kepadamu nilai kehidupan yang bersih dan pemikiran yang tinggi, dan bahaya kehidupan yang penuh dosa dan kekejian. Sebagai ayah yang kasih, penuh perhatian dan mencintaimu, aku berusaha menjaga dan melindungi setiap segi kehidupanmu.

Sejak awal aku bermaksud menolong mengembangkan akhlak yang mulia dan mempersiapkanmu menjalani kehidupan ini. Aku ingin mendidikmu menjadi seorang pemuda dengan akhlak karimah, berjiwa terbuka dan jujur serta memiliki pengetahuan yang jernih dan tepat tentang segala sesuatu di sekelilingmu.

Pada mulanya aku hanya ingin mengajarimu Kitab Suci, secara mendalam, mengerti seluk-beluk (tafsir dan takwil)nya, membekalimu dengan pengetahuan yang lengkap tentang perintah dan larangan-Nya (hukum-hukum dan syariat-Nya) serta halal dan haramnya. Kemudian aku khawatir engkau dibingungkan oleh hal-hal yang diperselisihkan di antara manusia, akibat perbedaaan pandangan di antara mereka dan diperburuk oleh cara berpikir yang kacau, cara hidup yang penuh dosa, egoisme dan kecenderungan hawa nafsu mereka, sebagaimana membingungkan mereka yang berselisih itu sendiri. Oleh karena itu, kutuliskan, dalam nasihatku ini,prinsip-prinsip dasar dari keutamaan, kemuliaan, kesalehan, kebenaran dan keadilan. Mungkin berat terasa olehmu, tetapi lebih baik membekali engkau dengan pengetahuan ini daripada membiarkanmu tanpa pertahanan berhadapan dengan dunia yang penuh dengan bahaya kehancuran dan kebinasaan. Karena engkau adalah pemuda yang saleh dan bertaqwa, aku yakin engkau akan mendapatkan bimbingan dan pertolongan ilahi (taufik dan hidayah-Nya) dalam mencapai tujuanmu. Aku ingin engkau berjanji pada dirimu untuk bersungguh-sungguh mengikuti nasihatku ini.

Ketahuilah wahai putraku, bahwa sebaik-baiknya wasiat adalah taqwa kepada Allah, bersunguh-sungguh menjalankan tugas yang diwajibkan-Nya atasmu, dan mengikuti jejak langkah ayah-ayahmu yang terdahulu (Rasullullah) dan orang-orang yang saleh dari keluargamu. Bahwasanya mereka senantiasa memperhatikan dengan teliti pikiran dan perbuatan mereka sebagaimana engkaupun harus berbuat. Apabila jiwamu menolak untuk menerima hal-hal tersebut dan bertahan untuk mengetahui sendiri sebagaimana mereka mengetahui (mengalami apa yang mereka alami), maka engkaupun bebas untuk mencapai kesimpulan-kesimpulanmu, tetapi hendaknya usahamu itu disertai dengan pengkajian dan pemahaman yang teliti.

Jangan sekali-kali membiarkan ketidakpastian dan keraguan meracuni pikiranmu. Jangan biarkan rasa ingin menang ataupun rasa suka dan tidak suka mempengaruhi pandangan dan pendapatmu. Ingatlah untuk senantiasa mengawali usahamu dengan memohon petunjuk dari Tuhanmu dan membimbingmu ke jalan yang benar. Jangan biarkan perasaan ragu dan bimbang (terhadap kebenaran ajaran agama) menguasai pikiranmu, karena itu akan menjerumuskanmu ke dalam agnostisisme (sikap tidak peduli terhadap Tuhan) atau syubhat atau ke dalam dosa dan kesesatan.

Ketika engkau akan menyelesaikan suatu masalah sedang engkau yakin bahwa hatimu bersih dan khusyuk, pikiranmu telah terpusat dan semangatmu telah penuh, perhatikanlah apa yang telah kuterangkan padamu, tetapi jika pikiranmu belum jernih dan terbebas dari keraguan sebagaimana engkau harapkan maka engkau akan membabi buta dan menerjang bagaikan unta buta dan jatuh ke dalam kegelapan. Dalam keadaan seperti itu yang terbaik adalah berhenti, karena dalam keterbatasan-keterbatasan seperti itu seseorang takkan pernah mencapai kebenaran.

Putraku sayang, perhatikan dan ingatlah baik-baik nasehatku. Dan ketahuilah, bahwa Allah, Penguasa Maut. Dia pula Penguasa Hidup. Dia lah Pencipta sekaligus Penghancur, bahwa Dia yang memusnahkan dan akan menghidupkan kembali. Dia yang mengirim bencana dan hanya Dia yang menyelamatkan.

Ingatlah bahwa alam semesta berjalan dibawah hukum-hukum-Nya, Allah ciptakan di dalamnya aksi-reaksi, sebab-akibat, bencana dan karunia, penderitaan dan kenikmatan, pahala dan hukuman; tetapi ini belumlah semuanya; masih banyak hal yang di luar pemahaman kita, hal- hal yang tidak dan tidak akan dapat diketahui dan hal-hal yang tidak dapat diduga dan diramalkan. Jika ada yang tidak kau pahami, janganlah langsung menolaknya. Ingatlah bahwa ketidakmengertianmu disebabkan oleh kurangnya pengetahuanmu (atau kejahilanmu). Ingatlah bahwa penampilan pertamamu di muka bumi ini di awali dengan kebodohan dan ketidaktahuan, kemudian secara bertahap engkau memperoleh pengetahuan. Ada banyak hal (didunia) ini yang berada di luar pengetahuanmu, yang membingungkan dan mengejutkanmu, dan yang tentang engkau tak mengerti “mengapa” dan “bagaimana”; perlahan-lahan engkau memperoleh pengetahuan tentang beberapa hal di antaranya, dan di masa depan pengetahuan dan pandanganmu akan lebih luas. Karena itu, bersandarlah kepada Tuhan yang telah menciptakanmu, yang menjamin rizkimu, yang menyempurnakan rupa dan bentukmu. Hendaknya kepada-Nya saja engkau mengabdi dan beribadah, berharap dan bermohon, dan hanya kepada-Nya engkau merasa takut dan gentar.

Ketahuilah, wahai putraku, bahwa tak seorangpun yang pernah menyampaikan berita yang demikian terperinci tentang Allah kepada umat manusia sebagaimana yang disampaikan oleh Rasullullah SAW.

Kunasihatkan engkau untuk rela dengan ajaran-ajarannya, menjadikannya sebagai pemimpinmu dan menerima bimbingannya untuk mendapatkan keselamatan (dunia dan akhirat). Sungguh aku telah berusaha melakukan yang terbaik dalam menasihatimu sebagai seorang ayah yang kasih dan tulus. Dan percayalah bahwa engkau takkan mencapai wawasan yang demikian tentang kebaikan diimu lebih dari yang kunasihatkan padamu.

Ingatlah, putraku, sekiranya ada Tuhan selain-Nya, Yang Esa, pasti telah dikimkannya pula utusan-utusan-Nya, engkau akan lihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya, dan engkau akan ketahui pula sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Tetapi telah nyata bahwa Dia-lah Tuhan yang Tunggal sebagaimana Dia menyebut Diri-Nya. Tiada sesuatu pun yang sebanding kekuasaan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Dia kekal Abadi, tidak pernah dan tidak pernah berubah. Dia-lah yang Pertama sebelum segala sesuatunya tanpa permulaan. Dia pula yang Akhir sesudah segala sesuatunya tanpa akhir penghabisan(nihayah).

Sungguh agung, tinggi dan tak terbandingkan ketuhanan(rububiyah)-Nya, sehingga di luar jangkauan pikiran. Tak seorang pun yang dapat mengerti atau mencerap-Nya. Jika engkau telah mengetahui kedudukanmu di hadapan-Nya, maka berlakulah yang layak bagi orang sepertimu; yang sangat lemah, tak berdaya, banyak kekurangan, dan sangat berhajat kepada Rabbnya dalam melaksanakan taat, serta takut akan siksa dan murka-Nya.

Sesungguhnya Allah tidak menyuruhmu melakukan sesuatu kecuali yang baik dan membawa kebaikan, dan tidak melarangmu kecuali dari yang buruk dan menimbulkan keburukan.

Putraku sayang, melalui nasehatku ini, telah kujelaskan segala sesuanya tentang dunia ini, betapa cepat perubahan yang terjadi padanya, betapa singkat segala sesuatu yang ditahan dan ditawarkannya, betapa cepat ia merubah kecenderungan dan karunianya.

Juga telah kujelaskan tentang kehidupan yang akan datang dan semua perlengkapan yang tersedia bagi ahlinya.

Aku telah berikan contoh-contoh tentang aspek-aspek kedua kedua kehidupan tersebut, sebelum dan sesudah kematian, supya engkau dapat mengambil pelajaran darinya dan menjalani kehidupan berdasarkan pengetahuan tersebut. Sesungguhnya perumpamaan orang-orang yang memahami hakekat dunia ini adalah bagaikan orang yang melakukan perjalanan dari tempat yang kering tandus dan gersang menuju tempat yang subur menghijau, penuh karunia dan nikmat.

Mereka menjalaninya dengan penuh gairah dan harapan akan masa depan yang penuh karunia dan kedamaian. Mereka dengan rela menerima segala penderitaan, kesukaran dan resiko perjalanan. Tabah menghadapi perpisahan dengan kawan, kurangnya makanan dan kenyamanan selama perjalanan demi tercapainya tujuan perjalanan. Mereka tidak menolak untuk menanggung segala ketidaknyamanan dan tidak segan menanggung setiap pengeluaran dalam perjalanan (berderma, bersedekah dan menolong fakir miskin dan yang berkekurangan). Setiap langkah yang diambil dalam menjalani tujuannya, betapa pun melelahkan, merupakan saat-saat yang membahagiakan dalam kehidupannya. Tiada sesuatu yang lebih dicintainya daripada mendekatkan diri dan sampai ke tujuan.

Sebaliknya perumpaan orang yang tertipu oleh dunia ini bagaikan orang yang merasa tinggal di tempat yang subur dan menyenangkan, dan harus berjalan menuju tempat yang kering tandus. Adakah sesuatu yang lebih menjemukan daripada perjalanan yang seperti itu? Betapa akan bencinya mereka untuk meninggalkan tempat mereka berada berpindah ke tempat yang mereka sangat benci, tempat yang dahsyat, mengerikan dan menakutkan.

Putraku sayang, sejauh prilakumu menyangkut orang lain, jadikanlah dirimu sebagai neraca timbangan untuk menilai baik buruknya.

Berlakulah kepada sesamamu sebagaimana yang kau harapkan dia berlaku padamu. Apa yang kau sukai bagi dirimu sukai pula buat orang lain, dan apa saja yang tidak kau sukai terjadi atas dirimu hindarkanlah orang lain darinya.

Jangan menganiaya dan menzalimi siapapun karena kaupun tidak suka dianiaya dan dizalimi. Bersikap baik dan simpatilah kepada yang lain sebagaimana engkau ingin orang lain berlaku baik dan simpati kepadamu. Anggaplah buruk bagi dirimu apa yang kau pandang buruk sekiranya terbit dari orang lain.

Jika engkau merasa puas dan senang dalam menerima perbuatan tertentu dari orang lain, maka engkaupun dapat berlaku seperti itu kepada yang lain. Jangan membicarakan sesamamu dengan cara yang kau sendiri tidak suka apabila orang lain membicarakanmu seperti itu.

Janganlah berbicara tentang hal-hal yang kurang atau tidak kau ketahui, dan jika engaku berbicara tentang sesuatu atau seseorang yang betul-betul kau ketahui dengan baik, maka hindarilah skandal dan fitnah sebagaimana engkau sendiri tidak suka difitnah dan diumpat seperti itu.

Ketahuilah bahwa sombong dan bangga diri adalah bentuk-bentuk kebodohan dan berbahaya bagi jiwa dan pikiranmu. Oleh karena itu, jalanilah kehidupan yang seimbang (tidak sombong dan juga tidak menderita kompleks rendah diri), berusahalah untuk berlaku jujur dan tulus, Janganlah berlaku sebagai penyimpan barang bagi orang lain.

Apabila engkau mendapat bimbingan dari Tuhanmu untuk mencapai apa-apa yang kau inginkan, maka janganlah bangga dengan perolehanmu itu.

Tunduk dan merendahlah di hadapan-Nya dan sadarilah bahwa keberhasilanmu itu semata-mata karena kasih dan karunia-Nya.

Ingatlah anakku, bahwa di depanmu itu perjalanan yang panjang dan jauh. Perjalanan yang tidak hanya sangat panjang, melelahkan, berat dan sukar, bahkan rutenya pun sebagian besar melalui daerah yang curam, tandus dan gersang. Engkau akan sangat membutuhkan istirahat, penyegaran dan pertolongan. Waspadalah dan perbaikilah perbekalanmu agar engkau dapat melanjutkan perjalananmu ke tujuanmu, yaitu hari pengadilan. Tetapi ingatlah anakku, jangan bebani dirimu secara berlebih-lebihan (jangan terlalu banyak tugas dan kewajiban atau jangan bebani dirimu dengan hidup mewah yang membawa cela dan aib). Karena jika bebanmu lebih dari yang dapat kau pikul dengan nyaman, maka perjalananmu itu akan sangat menyakitkan dan melelahkan.

Jika kau mendapati di sekelilingmu orang-orang yang miskin, papa dan berhajat yang sanggup membawakanmu bekalmu untuk diserahkan kelak di hari kiamat di mana engkau akan sangat berhajat padanya, maka gunakanlah kesempatan itu dan serahkan bebanmu kepadanya (distribusilah kekayaanmu di antara orang-orang yang miskin, papa dan berhajat. Tolonglah sesamamu semampumu. Berbuat baik dan kasihilah sesamamu). Jadi bebaskanlah dirimu dari pertanggungan yang berat dimana kau akan ditanyai tentang penggunaan karunia yang telah dilimpahkan-Nya atasmu (kesehatan, harta, kekuasaan dan kedudukan). Sehingga engkau dapat mencapai tujuan perjalananmu dalam keadaan ringan dan segar, dan engkau telah memiliki bekal yang cukup bagimu di sana (pahala atas pelaksanaan kewajibanmu kepada manusia dan Tuhan di alam dunia ini). Bagikanlah bebanmu kepada sebanyak mungkin orang yang dapat membawanya (tolonglah sebanyak mungkin orang yang terjangkau olehmu) sehingga engkau tidak akan kehilangan mereka ketika engkau sangat membutuhkan mereka (atau mungkin saja suatu ketika engkau akan membutuhkan mereka dan tidak kau dapatkan). Manfaatkanlah harta dan kekuasaanmu sedemikian rupa sehingga engkau akan memperolehnya kembali ketika engkau dalam keadaan miskin dan tak berdaya (pada hari pengadilan).

Kedudukan Perempuan Dalam Pandangan Imam Ali as

Meski perempuan pada dasarnya memiliki fisik yang lemah dan lembut, namun ia memiliki perasaan dan naluri yang kuat, yang diciptakan oleh Allah swt guna mengemban tugas pendidikan dan pengajaran masyarakat untuk menghantarkan umat manusia kepada kesempurnaan. Allah swt menciptakan perempuan, yang merupakan manifestasi keindahan Ilahi, yang juga tempat kaum lelaki memperoleh ketenangan dan ketentraman, dalam rangka menghiasi rumah dan keluarga dengan pancaran kasih sayang dan kelemah lembutannya. Imam Ali as berkata, "Perempuan adalah bagaikan sekuntum bunga yang menebar keharuman."

Berdasarkan pernyataan Imam Ali as ini, perempuan seperti bunga yang harus dijaga dan dipelihara agar tetap segar dan dan bugar, sehingga lembaga keluarga akan terhias oleh keindahannya dan tersirami oleh kesegarannya. Oleh karena nilai dan posisi perempuan yang diberikan oleh Islam, maka banyak sekali perintah yang menekankan, pemuliaan, penghormatan dan kecintaan kepada perempuan.

Agama Islam memberikan penghormatan kepada perempuan dari posisinya sebagai perempuan. Dalam masalah ini, Imam Ali as menukil dari Rasul Allah saaw, mengatakan, "Seseorang tidak akan menghormati kaum perempuan, kecuali jika orang tersebut berjiwa besar dan mulia. Dan seseorang tidak akan merendahkan kaum perempuan, kecuali jika orang itu berjiwa rendah dan hina." Berkenaan dengan ibu, yang tak lain adalah perempuan, beliau berkata, "Betapa pun seorang anak berbakti kepada ibunya, ia tidak akan mampu menebus satu hari saja dari masa kehamilannya."

Di tengah masyarakat Arab sebelum Islam, kaum lelaki sama sekali tidak menghargai kaum perempuan. Jika istri dari seorang suami melahirkan anak perempuan, maka sang suami akan menguburnya hidu-hidup. Akan tetapi, setelah munculnya Islam dan dengan perjuangan Rasul Allah saaw, terjadi perubahan besar berkenaan dengan posisi kaum perempuan, dan muncullah pandangan baru di tengah masyarakat, yang sangat menghormati dan memuliakan perempuan. Rasul Allah saaw sendiri selalu memberikan contoh nyata dengan perbuatan beliau, baik terhadap istri-istri beliau, terutama Sayidah Khadijah alaihassalam , terlebih lagi terhadap putri beliau Sayidah Fatimah alaihassalam .

Semua orang tahu bahwa Rasul Allah saaw sangat mencintai dan menghormati putri beliau ini. Setiap kali beliau tengah duduk di dalam rumah beliau, lalu Sayidah Fatimah datang, beliau berdiri, menyambut kedatangan sang putri, memeluk dan menciumnya, lalu beliau mempersilahkan Fatimah as untuk duduk di tempat duduk beliau, sementara beliau sendiri berpindah ke tempat duduk lain. Yang demikian ini juga dilakukan oleh Sayidah Fatimah as terhadap Ayahanda beliau.

Pada dasarnya, penghormatan kepada kedudukan perempuan dapat disaksikan dengan jelas di dalam perilaku dan ucapan Ahlul Bait Rasul saaw. Imam ali as berkata, "Anak perempuan adalah kebaikan sedangkan anak lelaki merupakan nikmat. Kebaikan mendatangkan pahala, sedangkan nikmat mendatangkan hisab."

Maksudnya ialah bahwa seseorang yang mendapat nikmat akan dihisab dan dimintai pertanggung jawaban tentang nikmatnya itu. Di tempat lain, Imam Ali as berkata, "Seorang yang memiliki anak perempuan, maka pertolongan, berkah dan ampunan Allah akan meliputinya."

Salah satu masalah yang menjadi perhatian para pembesar Islam ialah menghindarkan kaum perempuan dari berbagai ancaman dan gangguan jiwa dan jasmani. Di masa kita saat ini, ketidakperdulian terhadap masalah ini membuat sejumlah besar perempuan menjadi korban dekadensi moral dan penyimpangan seksual.

Anthony Geadenz, seorang pakar sosiologi Barat, mengatakan bahwa pelecehan seksual terhadap perempuan adalah sebuah fenomena yang lumrah di Barat.

Menurutnya, perilaku pelecehan terhadap perempuan, sudah sedemikianparahnya di dunia Barat, membuat kaum perempuan, terutama mereka yang bekerja di luar rumah, tidak lagi memiliki ketenangan hidup.

Berkenaan dengan aksi kekerasan terhadap kaum perempuan di AS, Yohan Readley, wartawan perempuan Inggris, mengatakan, "Setiap hari, sejumlah perempuan menjadi korban aksi kekerasan suami mereka, atau teman-teman mereka, dan tidak sedikit yang berakhir dengan kematian. Jumlah korban ini mengalami peningkatan setelah peristiwa 11 September. Di tengah masyarakat seperti AS, mungkin akan dianggap aneh, akan tetapi realitas mengatakan bahwa kaum perempuan selalu menjadi sasaran kekerasan, diseret kepada kerusakan moral, dan dipaksa untuk disalahgunakan dengan berbagai cara".

Imam Ali as menyinggung beberapa hal dalam rangka melindungi perempuan dari berbagai gangguan jasmani dan ruhani. Dalam pandangan beliau, perempuan dapat ikut aktif di tangah masyarakatnya, di dalam aktifitas ekonomi, politik dan sosial, dengan tetap mempertahankan kemuliaan dan kesuciannya, dan mencegah pelanggaran kaum lelaki terhadapnya. Imam Ali as menasehatkan kepada kaum perempuan, jika mereka hadir di tengah masyarakat dan lembaga-lembaga umum, hendaklah mereka tetap menjaga pakaian dan penampilannya sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian, maka dalam pergaulannya di tengah masyarakat luas, ia akan mendapat perlakuan yang baik dan terjaga dari hal-hal yang tak diinginkan.


Nahjul Balaghah, kitab kompilasi khotbah, surat, dan ucapan-ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as yang penuh makna dan hikmah

Sifat pemalu dan kebersihan diri, meski baik dan perlu bagi setiap orang, akan tetapi ia lebih sesuai dan lebih tepat bagi perempuan. Untuk itu kita lihat bahwa Imam Ali as dalam salah satu khutbahnya dalam kitab Nahjul Balaghah mengatakan, "Pahala bagi seorang pejuang yang gugur syahid di atas jalan Allah tidak lebih besar daripada pahala seorang yang menjaga kebersihan dirinya dari dosa-dosa, padahal ia memiliki kemampuan untuk melakukan dosa-dosa tersebut. Seorang manusia yang bersih, adalah seorang malaikat dari malaikat-malaikat Allah swt."

Dewasa ini, banyak sekali kaum perempuan, di berbagai belahan bumi, menghormati dan memuliakan kedudukan mulia manusia. Nadia, adalah seorang gadis sulung dari sebuah keluarga campuran Inggris - Asia, yang tengah belajar di fakultas kedokteran. Dia memilih busana muslimah sebagai pakaian sehari-harinya dan mengatakan, "Sebagai seorang perempuan, saya sangat menjaga perasaan malu dan kebersihan diri. Mengenakan hijab, membuat saya merasa terjaga dari berbagai ancaman yang saya hadapi di tengah masyarakat." Dengan mantap dan tegas, Nadia mengatakan, "Saya merasa sangat bangga bahwa model kehidupan saya ialah Fatimah Az-Zahra alaihiassalam."

Imam Ali as memandang tiga sifat: kewibawaan, kehati-hatian dan kecermatan, sebagai ciri-ciri penting perempuan muslimah. Dari ucapan beliau dapat disimpulkan bahwa dalam pergaulan di tengah masyarakat, seorang perempuan harus menjaga kewibawaan dan ketegasannya. Hal ini untuk menghindari kejahatan lelaki-lelaki yang berpenyakit di dalam hatinya. Demikian pula Imam Ali as menegaskan bahwa perempuan harus selalu bersikap hati-hati dan cerdas, sehingga akan menghindarkannya dari ketamakan dan penyalahgunaan kaum lelaki, dan agar masyarakat tidak memandangnya sebagai barang komoditi yang dapat dipermainkan sekehendak mereka.

Ciri-ciri lain seorang perempuan muslimah ialah perhitungan dan sikap cermat serta teliti, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ali as. Sikap seperti ini akan membuat seorang perempuan selalu cermat dan berhati-hati dalam membelanjakan uang dan kekayaan suaminya, serta menjaga kehormatan sang suami dalam masalah ini. Dengan demikian, jika seorang perempuan memiliki tiga sifat mulia tersebut, maka ia akan dapat berpartisipasi dalam pergaulan sosial, dengan partisipasi yang konstruktif, bahu-membahu dengan kaum lelaki. (adil)

Kembali Pada Tuhan

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!
Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!
Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu,
kerana Akulah jalan itu.”
Empat Lelaki Dan Penterjemah
Empat orang diberi sekeping wang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, kerana aku ingin inab.”
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”
Kerana mereka tidak tahu erti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping wang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping wang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”
Mereka pun tahu bahawa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.